Dokar, Warisan Budaya Kita...
Dokar atau yang dikenal sebagai kereta kuda merupakan salah satu alat transportasi tradisional di Indonesia, diantaranya di Jogjakarta dan Bali. Dokar ini berbeda dengan Andong. Biasanya Dokar dibedakan dari Andong karena hanya mempunyai dua roda dan ditarik oleh satu kuda saja, sedangkan Andong biasanya dilengkapi dengan empat roda yang bisa ditarik oleh satu atau dua kuda.
Dokar bisa dipakai sebagai salah satu alternatif pengurangan polusi daerah perkotaan. Meski pada dasarnya kotoran kuda juga menimbulkan kekumuhan. Namun ini sudah diantisipasi oleh para pemilik dokar dengan cara menyediakan kantong kotoran kuda di setiap dokarnya.
Di Bali, Dokar merupakan alat transportasi tradisional yang banyak digemari masyarakat. Dokar banyak dimanfaatkan sebagai sarana transportasi umum. Satu dokar biasanya bisa memuat 3-5 penumpang. Di tengah macetnya jalanan, ketika angkot tidak bisa menjangkau atau tidak mempunyai trayek ke suatu gang atau jalan tertentu, maka dokar sering dipakai sebagai alternatif transportas.
Keberadaan Dokar di negeri kita memberi ciri khas keelokan budaya kita. Selain sebagai media transportasi tradisional dokar juga sebagai salah satu warisan budaya Jawa memberikan ciri khas tersendiri di tempat-tempat wisata misalnya, seperti Parangtritis, Alun-alun Kidul Yogyakarta Indonesia.
Melihat fenomena tersebut kita menyadari bahwa Dokar merupakan salah satu warisan budaya leluhur. Jadi sudah sepantasnya keberadaan Dokar perlu dilestarikan. Perlu adanya inovasi-inovasi baru untuk mengembangkan penciptaan kendaraan tradisional ini.
Silakan berkunjung ke http://kreatif09.blogspot.com dan tinggalkan komentar Anda. Komentar yang Anda berikan penting untuk pengembangan blog ini. Terima kasih
Monday, March 09, 2009
|
Label: Budaya
Transportation
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
4 komentar:
dokar memang murah meriah dan ramah lingkungan (?)
Yup, memang dokkar itu murah tapi ramah lingkungan. Saya juga suka naik dokkar. Namun demikian walaupun tidak menimbulkan efek pada fisik Namun lanjut kemudian memberikan efek pada sisi yang lain. Seperti kotoran kuda yang terbuang dimana-mana. He..
Iya..dokkar memang tidak menimbulkan polusi udara. tapi kotoran kuda pada dokar menjadi polusi mata (he...)
Lagian mas.. kalu pada zaman modern seperti sekarang ini, naek dokar ke kampus kapan sampainya?
Tapi.. kalu untuk pelestarian budaya bagus juga kok...
Post a Comment